Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Selamat Datang di Dunia Maya Melalui situs MasterWeb Dedev

Jumat, 16 Januari 2009

Kenapa Kita Harus Peduli Palestina?

Sudah hampir tiga pekan lebih, Israel melakukan agresi ke Palestina. Dunia internasional pun tak berhenti mengeluarkan pernyataan mengecam atau pun mendukung tindakan Israel, korban setiap harinya semakin bertambah. Tidak hanya orang dewasa, namun juga anak-anak. Bantuan, dukungan dari berbagai pihak pun mengalir ke Palestina, tidak ketinggalan masyarakat Indonesia.


Pernah terdengar sebuah pertanyaan, ngapain sih kita dukung Palestina? Apa siginifikansinya? Padahal kita bukan orang Palestina, apalagi kita juga lagi kesusahan. Papua baru saja terkena gempa, kondisi negara sendiri tidak stabil, sehingga mendukung atau pun tidak, pasti tidak berpengaruh pada kehidupan sehari-hari. Padahal, jika kita mengetahuinya, ternyata bangsa Indonesia berhutang dukungan untuk Palestina.

Dukungan untuk kemerdekaan Indonesia dimulai dari Palestina dan Mesir, seperti dikutip dari buku 'Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri' yang ditulis oleh Ketua Panitia Pusat Perkumpulan Kemerdekaan Indonesia, M. Zein Hassan Lc. Buku ini diberi kata sambutan oleh Moh. Hatta (Proklamator dan Wakil Presiden pertama RI), M. Natsir (mantan Perdana Menteri RI), Adam Malik (Menteri Luar Negeri RI ketika buku ini diterbitkan), dan Jenderal (Besar) A.H. Nasution.

M. Zein Hassan Lc Lt sebagai pelaku sejarah, dalam bukunya pada hal. 40, menjelaskan tentang peran serta, opini dan dukungan nyata Palestina terhadap kemerdekaan Indonesia, di saat negara-negara lain belum berani untuk memutuskan sikap.

Dukungan Palestina ini diwakili oleh Syekh Muhammad Amin Al-Husaini -mufti besar Palestina- secara terbuka mengenai kemerdekaan Indonesia : ''.., pada 6 September 1944, Radio Berlin berbahasa Arab menyiarkan 'ucapan selamat' mufti besar Palestina Amin Al-Husaini (beliau melarikan diri ke Jerman pada permulaan perang dunia kedua) kepada Alam Islami, bertepatan 'pengakuan Jepang' atas kemerdekaan Indonesia. Berita yang disiarkan radio tersebut dua hari berturut-turut, kami sebar-luaskan, bahkan harian Al-Ahram yang terkenal telitinya juga menyiarkan.'' Syekh Muhammad Amin Al-Husaini dalam kapasitasnya sebagai mufti Palestina juga berkenan menyambut kedatangan delegasi Panitia Pusat Kemerdekaan Indonesia, dan memberi dukungan penuh.

Bahkan dukungan ini telah dimulai setahun sebelum Sukarno-Hatta benar-benar memproklamirkan kemerdekaan RI. Tersebutlah seorang Palestina yang sangat bersimpati terhadap perjuangan Indonesia, Muhammad Ali Taher. Beliau adalah seorang saudagar kaya Palestina yang spontan menyerahkan seluruh uangnya di Bank Arabia tanpa meminta tanda bukti dan berkata:

''Terimalah semua kekayaan saya ini untuk memenangkan perjuangan Indonesia ..'' Hal lain yang juga menjadi alasan kenapa kita harus mendukung Palestina adalah di Palestina terdapat wilayah penting bagi Umat Islam. Dan merupakan Tanah Suci ketiga, setelah Makkah dan Madinnah, yaitu Al Quds. Di sana juga ada Masjid Suci yang ketiga setelah Masjidil Harram (di Makkah) dan Masjid Nabawi (di Madinah), yaitu Masjid Al Aqsha, kiblat pertama Umat Islam.

Indonesia pernah mengalami hal yang sama seperti yang dirasakan oleh rakyat Gaza di Palestina. Peperangan dan diplomasi menjadi warna dalam bagian sejarah perjuangan bangsa Indonesia dan Palestina. Seharusnya kita jangan lupa terhadap apaapa yang pernah kita alami dahulu ketika awal kemerdekaan. Sejarah kembali berulang dengan lakon yang berbeda.

Posisi Indonesia sudah bukan negara yang dijajah seperti dahulu. Peranan Indonesia sebagai negara Muslim terbesar, sangat diharapkan oleh negara Palestina. Demonstrasi besar-besaran yang dilakukan seluruh masyarakat dunia, menunjukkan rasa solidaritas terhadap rakyat Palestina. Sesungguhnya, ada sebuah cita-cita rakyat Palestina yang harus kita dukung, yaitu sebuah kemerdekaan, seperti kemerdekaan yang diharapkan rakyat Indonesia.
Oleh : Erni Arie Susanti
(Staf Infokom Jakarta Islamic Centre, pada koran Republika edisi Jum'at,16/01/09)

1 komentar:

  1. KapanLagi.com - Ada tiga wanita yang siap menghadapi malaikat penjaga gerbang surga. Mereka masing-masing menyiapkan interview sebelum Malaikat berikut asistennya, menyerahkan kunci surga pada mereka.

    Malaikat : "Bagaimana kehidupan kamu wanita A?"
    Wanita A : "Oh, saya wanita paling baik dan soleh, sampai saya meninggal saya masih menjaga keperawanan saya"
    Malaikat : "OK. Assistant ..berikan Kunci Surga Emas"
    Assistant : Baik.

    Malaikat : "Bagaimana dengan kamu Wanita B?"
    Wanita B: "Kalau saya normal aja tuh..saya menjalankan agama, kawin, dan sekali..sekali...selingkuh kali ya...tapi waktu meninggal sudah tobat"
    Malaikat : "Assistant. Berikan Kunci Surga Perak."
    Assistant : "Baik"

    Malaikat : "Kamu gimana Wanita C?"
    Wanita C : "Saya (sambil senyum genit) anak gaul, Malaikat, hidup saya bebas...agak-agak free sex...habis kata orang body saya bagus sih....jadi..ya udah enak sih."
    Malaikat : "Assistant. Berikan Kunci......Kamar saya" (

    BalasHapus