Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Selamat Datang di Dunia Maya Melalui situs MasterWeb Dedev

Rabu, 31 Desember 2008

Welcome to 2009



Tahun baru pertama-tama saya pahami sebagai sebuah momentum transformatif dari perjalanan sesuatu yang “lalu” menuju sesuatu yang “akan datang”, dari dimensi yang usang menuju dimensi yang aktual, dari setumpuk laporan menuju bertumpuk-tumpuk rencana, dan dari satu kegelapan rahasia waktu menuju rahasia-rahasia berikutnya. Tidak ada yang istimewa....

Baru kemudian tahun baru saya maklumi sebagai pesta mesiu beraneka warna di langit-langit kota, pasangan muda-mudi (terkadang juga tua-tui) yang duduk mesra di tepi pantai sambil mendaras janji yang mereka sendiri gamang bagaimana menepatinya, remaja dan pemuda yang tampak sehat tubuhnya tetapi saya ragukan ke-afiat-an gendang telinganya gaduh menyalakkan deru mesin dan klakson motor mereka di jalan-jalan raya, tarian dan berbagai ekspresi penuh gairah, terompet-terompet yang ditiup entah untuk apa, dan semua hingar bingar menyambut jarum-jarum jam tepat menunjuk angka dua belas yang sepertinya mereka lupa itu terjadi setiap hari. Agaknya inilah peradaban, welcome to civilization !!! :D

Apapun yang saya tulis disini jelas tidak untuk menghalangi keceriaan tiupan terompet anak-anak kecil di taman-taman dan tanah lapang, juga tidak dimaksudkan untuk merusak kebahagiaan siapapun, mungkin saya hanya iri karena tak pernah bisa menjadi saksi gempita malam-malam pergantian tahun, kecuali selalu berada di bilik-bilik lembab diantara dua kota, sambil diam-diam mencuri dengar dentuman kembang api betapapun abstraknya itu di telinga saya :D

Tahun baru, meskipun tak pernah bisa saya mengerti perilaku orang-orang yang menyambutnya, tetap merupakan momentum terbaik untuk sekedar menyandarkan diri di kursi-kursi balkon, menatap hamparan spektrum gemintang yang tampak lebih sebagai buah evolusi harapan dan doa milyaran manusia dari masa ke masa, mengemasi setahun yang lewat, menerka rahasia tahun-tahun kemudian, betapapun gelapnya :(

Selamat berganti kalender saudaraku, untuk kalian semua penganut Masihiyah, Hijriyah, atau Jahiliyah sekalipun. Selamat (menyusun) EREKSI (Evaluasi, Resolusi, Kaleidoskop, Strategi) atau apapun dan menggelinjanglah. Semoga anda bisa mencapai klimaks di tahun yang baru. SELAMAT TAHUN SARU.Hapy New Year.....

Selengkapnya...

Selasa, 30 Desember 2008

Secercah Harapan di Akhir Tahun

Detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam, hari demi hari, bulan demi bulan, dan tahun demi tahun terus berganti. Itulah roda perputaran waktu yang terus berdentang mengiringi perjalanan hidup kita.Dalam hitungan hari, tahun 2008 akan segera berevolusi dengan meninggalkan berbagai intrik peristiwa, baik suka maupun duka....
Terlepas dari berbagai peristiwa dan fenomena yang telah terjadi selama periode 2008 ini,tentu kita tidak mengharapkan kejadian duka (musibah) dan degradasi moral akhlak manusia terus menghinggapi negeri tercinta,indonesia. Kita berharap, di tahun 2009 nanti, tak ada lagi kejadian-kejadian yang begitu menyayat hati kita.
Terlepas dari itu semua, pada tahun 2009, tidak bisa tidak, kita akan dihadapkan pada agenda pemerintah yang rentan konflik, yaitu PEMILU. Pada PEMILU 2009 nanti, saya berharap para elit politikus bisa bersikap dewasa dan menggunakan akal sehat dalam mengikuti ajang kontestasi 5 tahunan tersebut. Jangan sampai kejadian-kejadian pada PILKADA periode-periode lalu menjadi penghalang terwujudnya indonesia yang aman dan tenteram di barengi dengan moral akhlak yang begitu mulia.

Jakarta,
30/12/2008

Selengkapnya...

Jumat, 26 Desember 2008

KEBEBASAN YANG TIDAK BERPERI KEADILAN

Enam polisi Afghanistan mati diserang pasukan AS, Rabu (10/12). Sebelumnya ratusan sapi diberondong peluru pasukan AS. Ini semua terjadi karena pasukan AS salah mengidentifikasi sasaran. Mereka dicurigai sebagai pasukan Thaliban, yang notabene menjadi musuh utama AS di Afghanistan pasca peristiwa 11 September. Sampai saat ini, AS terus berusuhi menduduki Afghanistan. Ini semua adalah bentuk penjajahan yang sangat keji.


Sampai kini, AS belum berhasil menemukan Usamah Bin Laden, orang yang diduga paling bertanggungjawab dalam aksi terorisme di sana. Mereka juga belum berhasil melumpuhkan pasukan Thaliban yang sering melakukan perlawanan demi mempertahankan kedaulatan negara. Kita tidak tahu, sampai kapan AS bisa menentukan sendirian nasib suatu negeri untuk terus diduduki. Jika hingga puluhan tahun mereka tetap gagal menemukan Usamah bin Laden, apakah mereka akan terus menduduki Afghanistan ?. Padahal negeri ini seyogyanya menginginkan kemerdekaan yang utuh.

Sikap tak terukur AS ini juga diperlihatkan di Irak. Dengan dalih bukti kepemilikan senjata pemusnah massal yang dimiliki Irak, AS menggempur dan menduduki negeri Irak, menaburkan bom, dan peluru di seluruh negeri, meluluhlantakkan bangunan dan kota, menghancurkan kilang dan ladang minyak, menghukum mati Saddam Husein dan membunuh anak-anaknya. Tapi kemuidan, bukti kepemilikan senjata pemusnah massal itu hanya kosong belaka. Malah yang terjadi, AS menggunakan senjata-senjata nuklir untuk menghancurkan negeri para Nabi tersebut. Ini adalah bentuk agenda kejahatan dan penjajahan yang paling jahat di lakukan AS.

Hingga kini, kita belum mendengar penyesalan akibat ulahnya tersebut. Kita juga tidak tahu, adakah hukum yang bisa menegakkan keadilan terhadap kesalahan besar AS ini. Di sana ada kejahtan perang, pwmbnuhan, pelanggaran berat HAM, kerusakan alam dan ekologi, serta segudang kesalahan lainnya.Haruskah kita menganggap bahwa AS adalah simbol perdamaian dunia jika, kita melihat keberingasan aksi mereka yang tidak berperikemanusiaan ( Humanisme )?. Akan sangat naif apabila ada segelintir kalangan ilmuwan muslim kita justru ada yang berpersepsi bahwa orang atau golongan yang anti AS dan barat berarti dia telah merusak perdamaian dunia. Sungguh-sungguh mamalukan Ummat Islam. Masih pantaskah dia diakui sebagai representasi ummat Islam. Bukankah ini semua mereka lakukan hanya demi Dollar semata.

Apa yang menimpa enam polisi dan ratusan kambing di Afghanistan adalah bagian dari implikasi pendudukan dan penjajahan di zaman kebebasan dan demokrasi. Bagi warga Afghanistan dan Irak, salah sasaran atau salah tembak adalah ritual keseharian mereka. Dalam suatu pendudukan, tentu ada orang yang berada di atas hukum. Tentu, ini sesuatu hal yang ironis dan sangat kontradiktif jika merujuk pada konstitusi AS. Dalam kondisi demikian, kita patut bertanya, standar apa yang dimiliki bangsa AS, jika membiarkan prilaku yang sangat barbar ini bisa terus terjadi ?

Kita tentu sangat mengutuk dan memerangi terorisme. Namun, itu adalah isu lain yang di prakarsai oleh AS. Sedangkan segala bentuk pendudukan dan penjajahan, atas nama apapun tetap tidak bisa dibenarkan. Ia tak ubahnya terorisme itu sendiri. Jika kita tidak kelu menghadapi masalah ini, sebaiknya kita berfikir ulang tentang diri sendiri. Kita tidak berhak berteriak tentang demokrasi, kehormatan dan kemanusiaan. Semuanya hanya omong-kosong belaka yang menjadi wacana global AS untuk mencari simpati masyarakat dunia. Atau menjadi bermakna, manakala hal ini ditunjukkan untuk diri sendiri. Sangat, sangat ambivalen, berwajah ganda, dan hipokrit. Di satu sisi, mereka mengeluarkan wacana memerangi terorisme. Di sisi lain, mereka melakukan penjajahan dan pendudukan atas bangsa lain dengan berbagai aksi terorisme yang selama ini kita lihat.

Kita sudah pada dengar, bahwa Barrack Obama, presiden baru AS akan menarik pasukannya dari Irak dan akan lebih mengakomodir segala bentuk kebijakan-kebijakan pemerintah. Tapi kita tidak tahu, kapan akan tuntas kasus irak?. Dan kita tidak tahu, apa kompensasi atas kesalahan penyerbuan dan pendudukan di Irak tersebut. Sedangkan pendudukan di Afghanistan akan langgeng hingga Usamah bin Laden ditemukan.

Saya tidak terlalu yakin atas pernyataan Barrack Obama tersebut. Presiden boleh berbeda, tapi sistem tidak akan berubah. Kita ( Ummat Islam ) tidak perlu meminta belas kasihan Barrack Obama. Justru yang kita perlukan adalah ukhuwwah Islamiyah diantara negara-negara Islam. Karena saya yakin, dari kedua peristiwa yang melibatkan AS di atas, tidak lain dan tidak bukan adalah sebagai bentuk genderang perang terhadap Islam. Kita tidak perlu imperior di hadapan AS. Kehegemonian AS akan runtuh dengan sendirinya yang diakibatkan oleh ulah mereka sendiri.


Penulis
Dedev Ruswanda ( Sang Pejuang )
27/12/2008
Selengkapnya...